Siapa Pelakunya?
BREAKING NEWS!!!
ISTRI DARI PENGUSAHA TERKENAL DIBUNUH DAN MAYATNYA DITEMUKAN DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH!!!
…..
….
..
.
“Lois?”
“Lois?????”
“Alois!!”
“Hah???” Alois melihat ke arah orang yang memanggil namanya dengan kencang, ia menatap tajam orang tersebut.
“Ck, jangan terlalu banyak menghayal, kamu kurang tidur?” Pria itu menghela nafas dan duduk di sebelah Alois.
“Gimana? ada dapat petunjuk baru?” Alois bertanya.
“Aku berharap begitu, tapi sayangnya investigasi kasus serumit ini tidak semudah itu” sang pria menjawab sambil menghela nafas.
“Mau sampai kapan gini terus” Alois menggerutu dan menggaruk kepalanya miliknya dengan kesal, rambut pirangnya kini berantakan dan tidak karuan, sebagian rambutnya jatuh dan menutupi mata berwarna perak miliknya.
“Kita harus sabar, kalau kita sabar, kita dapat mendapat petunjuk cepat atau lambat, walaupun tidak mudah, kita tidak boleh cepat menyerah” sang pria berkata dengan datar, matanya tidak menunjukkan satu pun emosi.
“Bagaimana kabar ayah?” sang pria bertanya.
“Hah, tidak ada kemajuan, seperti biasa, si tua itu terus memasang muka datar nan menyedihkannya, aku jadi kasihan, dia kayak orang yang jiwanya sudah mati” Alois berkata dengan sedikit mengejek.
Sang pria melihat Alois dengan tatapan yang dalam sambil mengerutkan bibir
“Memang benar apa yang engkau katakan, tapi jangan berkata seperti itu, dia masih ayah kita”
“Hah, tapi keras kepala, dia tidak mengurus dirinya sendiri dengan baik dan selalu sedih!” Alois membalas, dia tidak mau kalah
“Itulah kenapa aku memilih untuk menggali kasus ini lagi walaupun sudah 15 tahun umurnya dan ditutup, setidaknya jika aku menemukan petunjuk kecil, ia bisa lebih senang sedikit, jika aku menemukan pembunuhnya, ia bisa berhenti menjadi seperti itu” Pria itu membalas Alois dengan tenang
“Ho? cuman itu idemu untuk buat pria tua kita senang? tidak bisa cari ide lain? seperti berbicara dengannya dan membuka pikiran dia???” Alois berkata dengan nada merendahkan, ia pun melihat ke arah pria itu dengan tatapan yang luar biasa tajam, di tatapan tersebut, terselip sedikit keremehan yang ditujukan ke pria tersebut.
“Alois, kita sudah mencoba berbagai hal dan tidak ada yang berguna agar membuat ayah senang-”
“Lah? Arron Anthony de Viller, Abangku tersayang dan yang terhebat, anda bilang sendiri kan bahwa kita harus sabar dan jangan cepat menyerah? hah? kenapa??? sudah menyerah? jadi gimana perkataan sok-sokan mu itu???” Alois tertawa dengan lepas, ia menunjuk ke arah Arron seperti menyalahkan semuanya ke Arron
“Alois.” Arron melotot ke arah Alois, ia menghela nafas dan melanjutkan perkataannya
“Jangan egois, dan jangan berpikiran semua yang kau pikirkan itu adalah hal yang paling benar dan cara yang paling benar, aku tidak mau membuat ayah makin sedih, dan menurutku yang aku lakukan sekarang adalah hal yang paling baik-”
“Hal yang PALING BAIK? hah! jangan main main denganku! kau tahu aku memang peduli dengan ayah dan ingin ia senang lagi setelah sekian lama, tapi caramu kapan siap? mungkin setelah seribu tahun baru siap! atau mungkin selama-lamanya kita tidak tahu!, Arron, kasus ini banyak hal-hal yang tidak masuk akal, barang bukti tidak ada yang masuk akal, rekaman CCTV tidak ada, dan banyak hal yang kurang! Kasus ini menurutku tidak akan terselesaikan kalau kita ga cari orang-orang yang mempunyai kekuatan mengembalikkan waktu, dan jika kita memang ketemu orang yang ada kekuatan itu, emang dia mau bantu? Jika kita dibantu, masa depan kita ga kayak gini, semua bakal berubah-”
“Dan itulah kenapa aku tidak menggunakan bantuan orang yang mempunyai kekuatan itu, Alois” Arron membalas dengan suara yang sedikit lebih besar dari sebelumnya.
“Kau tahu apa yang harus kau lakukan? kasus ini kita tinggalkan, dan kita move on, dah, siap.”
“Lois, mudah memang berkata seperti itu, tapi Ibu kita dibunuh dan jiwanya dihancurkan, kau tau apa artinya? tidak bisa terlahir kembali, dan ia dibunuh dan kasusnya tidak terselesaikan, kasus ini tidak adil, kamu memang bisa move on, tapi bagaimana dengan ayah? kau tahu kan karakter dia?”
“Ahem”
Alois dan Arron melihat ke arah sumber suara, di arah pintu yang dibuka, ada seorang wanita yang berdiri memegang gagang pintu sambil melihat mereka dengan tatapan khawatir
“Ah- Kakak, kami-” kata Lois, ia tidak tahu harus berkata apa, kapan dia datang? mungkin suara mereka sangatlah besar sehingga mereka tidak mendengar suara pintu yang dibuka sama sekali
“Ailyn, maaf, apa kami mengganggu?” balas Arron dengan tenang, suara miliknya kembali ke volume sebelumnya dan wajahnya kembali ke muka datar dengan cepat, seolah-olah hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi
"Uhm, aku dengar suara kalian dengan jelas di ruangan sebelah dan kalian seperti sedang berkelahi parah kali ini, jadi aku khawatir kalian akan melukai satu sama lain" Ailyn berkata dengan pelan, tetapi kedua lelaki itu mendengar suara miliknya dengan jelas
"Maaf, kami tidak bermaksud percakapan kami mengarah ke arah seperti ini" Arron melihat ke arah lain, ia tidak mau melihat ke arah Ailyn ataupun Alois
"Ahh, maaf, gak bermaksud" Jawab Lois dengan singkat
Ailyn menatap mereka untuk beberapa saat dan menghela nafas
"Masalah yang sama lagi? " Ia berkata
"Ya" Jawab Arron dan Alois bersamaan
"Hm…kalian tahu, aku mendengar ada seseorang yang mungkin bisa membantu kita menyelesaikan kasus ini, tapi aku tidak yakin itu cara yang benar" Ailyn berkata dan duduk di sebelah Lois
"Oh? Boleh dijelaskan?? " Kata Arron, matanya berbinar mendengar perkataan Ailyn, kata itu penuh dengan harapan dan kegembiraan yang luar biasa walaupun wajahnya tidak sedikitpun tersenyum, wajahnya masih sedatar air yang tenang
Melihat itu, Ailyn tersenyum, sedangkan Alois hanya duduk terdiam
"Aku mendengar ada malaikat yang bisa menyatukan fragmen fragmen jiwa yang sudah kesebar di mana mana, yang penting kita mencari dan mengumpulkan semua fragmen jiwa dan menemukan tubuh kosong tanpa jiwa untuk digunakan " Ailyn menjelaskan secara perlahan lahan.
“Siapa nama malaikat itu?” Arron menanya
“Wow wow, bentar, jadi lu mau cari malaikat itu? emang elu kenal satu pun malaikat?” Alois menjawab
“Tapi kan ayah tahu” Balas Arron
“uh, ya? Emang dia bakal beri tahu? Dan belum tentu si malaikat yang kita tanyain ingin bantu kita??????, Ron, dunia tidak sebaik itu kau tahu, sang malaikat pasti meminta imbalan ke kita jika mereka menolong kita" Alois mengangkat kedua bahunya dan menjawab enteng.
"Kita bisa mencari malaikat lain, dan membantu mereka jika perlu" Ailyn menjawab, ia mencoba meleraikan mereka agar tidak bercekcok mulut lagi
"Cari di mana? Disini tidak ada bar ataupun klub berisi malaikat, Ailyn, tidak semua malaikat itu baik, sebagian dari mereka menganggap manusia setara dengan hewan, dan kalau begitu, bagaimana dengan kita? Pasti jelas lebih parah, sebagian dari mereka menganggap kita lebih rendah dari hewan" Jawab Alois, ia tertawa dengan lemah, ia pun menghela nafas lagi dan berdiri dan berjalan ke arah pintu
"Kau mau kemana, Lois??? " Tanya Ailyn
"Aku sudah capek berdiskusi, kalian saja yang berdiskusi, aku ingin tidur dulu, aku tidak peduli lagi, sudah berkali-kali aku tidak setuju dengan ide ini tapi tetap saja kalian lanjutkan dan terus menerus mencoba tanya saran denganku dan mencoba menggantikan pikiranku, maafkan aku, mungkin kalian bisa ganti pikiran ku ketika Investigasinya sudah berjalan sedikit" Setelah selesai berbicara, Alois keluar ke ruangan dan menutup pintu dengan lemah
"Arron, bagaimana ini? Apakah kita harus mencoba berbicara dengan dia lagi? " Ailyn bertanya ke Arron tanpa menoleh ke dirinya sama sekali, ia sedang menatap pintu yang baru ditutup oleh Alois
"Biarkan saja, kita akan buktikan ke dia kita bisa menemukan petunjuk baru untuk investigasi ini, setelah itu kita akan tunjukkan dia dan lihat apakah dia setuju, jika tidak biarkan saja, dia pun tidak pernah membantu sama sekali, kekurangan opini dia tidak akan mengurangi kecepatan atau kesuksesan kita mendapatkan petunjuk " Arron mengusap mukanya dengan kasar
"..... Aku rasa kali ini kau benar, tapi, aku hanya ingin kalian tidak bermusuhan seperti ini walaupun berbeda pendapat, seharusnya kita bisa bekerjasama dan menerima pendapat berbeda " Ailyn mengerutkan dahinya tidak suka
"Dia selalu berkata semua saran, perkataan dan rencana yang ku bikin salah, tidak ada yang benar di mata miliknya, lalu ia menyarankan sesuatu dan berkata itu yang terbaik untuk semua, tidak semua orang mempunyai pendapat yang sama, aku tidak masalah bernegosiasi dengannya agar rencana, saran dan perkataanku dapat diterima dengannya, tapi dia dengan keras kepala menolaknya!" Arron menjawab dengan geram.
"Dia menang keras kepala dan menjengkelkan, tapi ada salahmu juga Ron, apakah kamu pernah sekalipun melakukan yang kamu bilang tadi ke dirinya? Aku yakin kau memang jengkel dan tidak ingin mendengarkannya karena perkataanmu selalu salah dimatanya, tapi itu juga tidak benar, apakah kamu pernah mencoba bernegosiasi dengannya? Kalau sudah bagus, kalau belum, dicoba, kalau kau sudah bernegosiasi dengannya tetapi tetap sama seperti itu hasilnya, jangan kau perlakukan Alois seperti itu juga, tidak baik membalas kejahatan dengan kejahatan, ya kan?" Ailyn tersenyum dengan tulus, walaupun di situasi seperti ini, senyumannya terlihat seperti senyuman yang mengerikan.
"Dan, aku rasa ego kalian berdua terlalu besar dan membuat kalian seperti ini, kalian selalu memikirkan diri sendiri sebelum orang lain, menurutku kita harus bekerja sama sekarang agar petunjuk di dapat dengan cepat, bukan bercerai dan terdapat dua pihak" Ailyn menambah
Arron terdiam menatap karpet di lantai dengan dalam, dahinya berkerut sedikit, ia memikirkan sesuatu.
"Hmm, aku akan beri waktu untuk mu agar kau bisa memikirkannya, aku hanya memberi saran, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk melakukannya, aku akan pergi bicara ke Alois, jika kau perlu, cari tempat yang biasa Alois pergi, ok? " Kata Ailyn, dan ia pun keluar dari ruangan.
Arron terdiam sendiri di ruangan kosong itu, ia pun melihat kearah langit langit rumah
"Ah… rupanya aku juga salah… . Apa yang harus aku katakan ke Alois nanti.." Ia berkata dengan nada malu dan suara kecil

Komentar
Posting Komentar