NERU: CERITAKU

**Note: karena tampilan di blogger jelek dan membuat tulisan susah dibaca, versi google docs /
yang lebih enak dibaca ada disini:
NERU: CERITAKU GOOGLE DOCS VER



“Hari ini sama saja seperti biasanya, mungkin lebih parah.
Aku sedang latihan menggunakan pedang dan aku melakukan kesalahan kecil, teman-teman ku tertawa dan mengejek tanpa ampun. Guruku pun tidak jauh lebih baik, ia hanya menghela nafas dengan jengkel dan memarahiku, anak-anak malaikat tersebut hanya lanjut menertawakanku saat aku dimarahi.
Aku tidak mengerti kenapa mereka menganggapku lebih rendah dari hewan.
Aku selalu tidak mengerti kenapa aku diperlakukan beda dari orang lain.
Benar, aku memang campuran malaikat dan manusia.
Tapi, aku masih bagian dari mereka, aku masih memiliki darah malaikat walaupun hanya sedikit saja. Kenapa mereka hampir selalu menganggap semua hal yang aku lakukan tidak benar? Apalagi jika aku menunjukkan sedikitpun emosi ???
Kenapa mereka seperti ini! Aku membenci mereka!!”

Neru terdiam melihat tulisan miliknya, tulisan ini sudah berusia beberapa abad, tulisan ini ia tulis waktu ia masih muda, mungkin belum genap sepuluh tahun umur miliknya saat itu, disaat bersamaan ia pertama kali belajar dengan malaikat lain.
Ia sedang membersihkan kamarnya dan kebetulan menemukan buku ini. Ia pun memutuskan untuk membacanya. Ia sempat lupa ia pernah menulis kata-kata ini sebelum ia membacanya karena sangking banyaknya ia menulis diary seperti ini sepanjang hidupnya. Ia melihat tanggal di  bagian atas kertas yang sudah berwarna coklat karena umur dan menghitung umurnya di saat itu dan benar saja, waktu itu ia masih berumur tujuh tahun.

Ia pun menutup buku diary tersebut dan mengambil buku diary lain dengan acak yang berada di kotak sama tempat ia menemukan diary sebelumnya, dan ia membuka asal halaman didekat akhir buku dan membacanya 

“Aku sudah tidak membuat kesalahan kecil lagi dalam pekerjaanku, dan aku sudah tidak mengutamakan emosi lagi saat ingin membuat keputusan penting, Walaupun aku tidak menyukai nya, aku tahu bahwa keputusan yang dipikirkan dengan logika dan secara baik akan membuahkan hasil yang matang dan ketidaksukaanku akan menghilang ketika semua sudah berhasil. Kekejaman mereka sudah mengurang dan aku sudah menjadi malaikat perang yang terbaik diantara semua nya. Aku sudah melakukan hal yang benar sekarang, aku yakin mereka akan menghormatiku, cepat atau lambat.”

…………….

Neru terdiam dan menghela nafas, ia memijat keningnya dan berkata dengan dirinya sendiri dan bernada lelah “……kenapa bisa, aku yang dulu waktu berumur tujuh tahun membenci malaikat-malaikat yang menjatuhkanku tiba-tiba ingin apresiasi mereka terhadap diriku setelah aku berumur….” Ia melihat tanggal di bagian atas kertas berwarna coklat tersebut “.....121 tahun..?, ah sudahlah” ia pun terdiam sebentar dan mencari buku yang lain, ia tidak mau melihat ataupun mengingat seperti apa dirinya sebelum nya, tapi ia  ingin tahu seberapa beda dirinya sekarang dengan dirinya beberapa abad yang lalu, apakah ia sudah berubah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya? apakah ia memburuk? atau apakah ia masih sama saja?.

Ia mengambil buku yang lain dan menaruh dua buku lainnya di sebelahnya. Sama seperti dua buku yang lain, ia membukanya, tapi kali ini, ia membukanya di bagian tengah buku tersebut, saat ia membuka, kertasnya robek di beberapa tempat dan tintanya terlihat lebih tebal, tulisannya pun acak-acakan dan tidak rapi, seperti ia menuliskannya saat ia terburu-buru ataupun sedang marah. Ia mengerutkan dahinya dan membaca tulisan tersebut

“Aku tidak suka dengan emosi milikku ini, merusak rencana saja, aku sudah merencanakkan ini dengan lama dan rinci dan sekarang rencananya hancur karena hal kecil yang menjijikkan bernama emosi. Aku benci sisi kemanusiaanku, aku ingin menghancurkannya, aku ingin membunuh nya, aku tidak membutuhkannya.. Sekarang semua orang menertawaiku, melihatku seperti sampah lagi, sama seperti dulu, aku sudah lama-lama membangun semua ini, aku sudah membuat mereka menghormatiku dan memnujukkan aku bisa mengalahkan mereka, aku sudah mendengarkan mereka dan tidak menyatakan ketidaksetujuan ku ke mereka, aku bisa lebih baik dari mereka walaupun aku hanyalah separuh malaikat. Dan sekarang apa? semua hancur. HANCUR.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? memperbaiki nya memakan waktu yang lama. Bagaimana ini?!?! Apa yang aku lakukan saat kehidupan sebelum nya hingga aku mendapat kehidupan sekarang yang hancur seperti ini sekarang??!!

…….Neru terdiam sejenak dan berpikir “...dulu aku dengan putus asa ingin mendapatkan penghormatan dari orang lain, pendapat mereka dan image diriku harus lebih baik hingga sedikitpun kata-kata tidak bagus dari mereka menjatuhkan mental milikku hingga seperti ini….aku terdengar seperti orang yang ingin…”

Bunuh diri

Hanya karena ingin apresiasi orang lain.

Terdengar dengan jelas suara adik lelakinya yang paling muda yang sedang jengkel di kepalanya yang sering diutarakan ke kakak perempuannya.

“DRAMATIS! BODOH DAN TIDAK BERKELAS! TIDAKKAH KAU GUNAKAN OTAK? ENGKAU DIBERI KESEMPATAN MEMPUNYAI OTAK YANG LEBIH BAIK DARI HEWAN DAN TIDAK MENGGUNAKANNYA ???? “

Neru setuju dengan kata-kata tersebut. 

Untungnya ia sudah tidak seperti itu lagi. Ia akhirnya menerima kenyataan.
Seberapa keras ia berusaha, malaikat-malaikat tersebut masih akan menjatuhkannya dan menertawakannya. Walaupun ia diam dan tidak mengatakan pendapatnya, semua bakal masih sama. Ia sudah lelah, ia sudah lelah dengan semua itu, ia menyadari kesehatan mental miliknya sangatlah buruk dan merubah pola pikirnya untuk kebaikan dirinya sendiri. Ia akhirnya menggunakan logika dan juga kemauan hatinya untuk membuat keputusan karena akhirnya ia tahu, tidak mudah untuk membuat keputusan tanpa menggunakan sedikitpun kemauan hati miliknya.

Ia mengutarakan pendapatnya, itu membuat para malaikat membencinya, ia mendapatkan banyak musuh. Ia tidak peduli

Ia menjadi yang terbaik, tapi kali ini bukan untuk membuktikan ke orang lain bahwa dia pantas dianggap malaikat. Ia melakukannya demi kebaikannya sendiri, seperti target yang harus dicapai dirinya sendiri. Hal tersebut membuat dia makin sukses, terbaik dari semuanya, tidak ada yang bisa mengalahkan dirinya setelah sekian lama, bahkan hingga sekarang. Mereka melihat dirinya yang berdiri paling atas, menjadi pemimpin mereka, dengan mata penuh benci dan iri. Dia tidak dibenarkan menunjukkan emosi, tetapi mereka sendiri menunjukkan emosi tersebut dan ia dapat membacanya di mata mereka.

Banyak yang ingin menjatuhkannya, tapi semua gagal. 

Karena apa? Iri dan dengki.
Mereka tidak lebih baik dari dirinya. 

Mungkin mereka lebih buruk.

Ia tidak tahu, ia tidak bisa menilai juga. Mungkin ia lebih buruk dari mereka juga.
Yang ia tahu, ia tidak berada di tempat dimana ia bisa menilai mereka.
 Yang paling ia tidak sesalkan adalah menggunakan emosinya. Menunjukkan emosinya membuat ia lebih senang, membuat beban di dalam hatinya hilang. Ia mendapatkan teman-teman, ia mendapatkan pasangan hidup yang selalu membantunya, menyayanginya dan selalu berada disampingnya saat dia sangat membutuhkan seseorang disampingnya.

Ia tidak peduli lagi dengan hal-hal yang lain.

Hidupnya sudah lebih baik dari sebelumnya.

Memang tidak sempurna, tapi setidaknya ia bisa bangun di pagi hari tanpa mempunyai beban yang sangat berat, melewati hari dengan menjadi orang yang diinginkan orang lain, menjadi orang yang tidak sebenarnya adalah dirinya, setidaknya ia bisa tersenyum.

….

…..

……

Hari sudah mulai sore dan ia selesai menulis hal-hal yang terjadi pada siang hari ini saat ia menemukan diary lamanya saat membersihkan kamarnya di diary yang ia gunakan sekarang. Ia menaruh quill pen miliknya di botol berisi tinta berwarna ungu tua tersebut dan membiarkan bukunya terbuka untuk mengeringkan tinta yang masih basah di kertas tersebut. ia pun meregangkan otot-otot tubuhnya yang tegang setelah beberapa menit menulis dengan beberapa gerakan. Terdengar suara pintu terbuka dengan pelan, dilanjuti langkah kaki yang lemah mendekat ke arahnya, langkah kaki tersebut seperti tidak ingin mengganggunya, tetapi di waktu bersamaan, orang yang datang ingin mengumumkan kedatangannya.

Neru tahu milik siapa langkah kaki tersebut dan ia tersenyum lembut, matanya penuh dengan kasih sayang.

Ia pun menoleh ke arah dan menjulurkan tangannya ke arah orang tersebut, meminta pelukan hangat.

“Hm?” orang tersebut menjawab dengan suara lembut dan penuh kasih sayang, matanya tidak kalah berisi dengan cinta kasih dari Neru.

“Baru selesai menulis?” tanya orang tersebut, ia pun melanjutkan “boleh aku tahu apa yang ditulis cahaya hidupku?”
Neru pun tertawa, ia pun berkata “Akan aku ceritakan padamu kalau kau tidak mau membaca nya, ayo kita pergi ke bumi dan mencari makanan, aku dapat info ada festival makanan di Tokyo, aku yakin makananya enak, dan aku dapat menceritakannya padamu saat kita sedang makan.”

Orang tersebut hanya tersenyum dan mengangguk setuju “baiklah”

Mereka berdua pun pergi ke bumi, meninggalkan buku diary itu terbuka dan juga quill pen di dalam botol tinta yang kecil tanpa peduli harus membersihkan quill pen tersebut dan juga menutup botol tinta itu untuk menikmati sore dan malam hari yang indah bersama-sama.






**Author note: wah di bagian akhir, Neru sama pasangannya so sweet (bucin) yah wkkww, maaf kalau banyak typo.

Komentar

  1. Slot Online Uang Asli Menjadi sebuah blog yang memberikan konten-konten judi online, seperti tips dan trik menang slot online di Indonesia.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer